Memecah Mitos Sanitasi Teratas yang Dibantah

Banyak bakteri yang sebenarnya bermanfaat dan bahkan penting untuk kesehatan manusia. Sebagai contoh, bakteri probiotik yang ditemukan dalam yogurt dan makanan fermentasi lainnya dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan kita.

Oleh: Arda Dinata

Dalam upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, kita sering kali terjebak dalam berbagai mitos seputar sanitasi. Mitos-mitos ini seringkali menyesatkan dan dapat mengakibatkan kebingungan tentang praktik sanitasi yang sebenarnya efektif.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan memecahkan mitos-mitos sanitasi yang umum, sehingga kita dapat mengambil langkah-langkah yang benar untuk menjaga kebersihan lingkungan kita.

Dalam artikel ini, kita akan memecahkan beberapa mitos sanitasi yang sering kita dengar dan membantahnya dengan fakta ilmiah yang dapat dipercaya.

Mitos 1: Semua bakteri adalah buruk

Salah satu mitos yang paling umum tentang sanitasi adalah anggapan bahwa semua bakteri adalah buruk dan harus dihindari. Namun, kenyataannya adalah bahwa tidak semua bakteri berbahaya. Banyak bakteri yang sebenarnya bermanfaat dan bahkan penting untuk kesehatan manusia. Sebagai contoh, bakteri probiotik yang ditemukan dalam yogurt dan makanan fermentasi lainnya dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan kita.

Selain itu, lingkungan yang terlalu steril juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh kita, membuatnya rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara bakteri yang baik dan yang buruk, dan fokus pada membasmi bakteri patogen tanpa mengganggu keseimbangan mikrobiom tubuh kita.

Mitos 2: Semprotan disinfektan adalah solusi ajaib untuk membersihkan segala sesuatu

Banyak orang percaya bahwa semprotan disinfektan adalah solusi yang cukup untuk membersihkan segala sesuatu di rumah atau di tempat kerja. Namun, penggunaan disinfektan secara berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan dan lingkungan.

Beberapa disinfektan mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kulit, serta mencemari lingkungan air dan udara. Selain itu, disinfektan tidak efektif dalam membersihkan permukaan yang kotor atau berminyak.

Sebagai gantinya, penting untuk membersihkan permukaan terlebih dahulu dengan sabun dan air untuk menghilangkan kotoran dan lemak, lalu baru menggunakan disinfektan jika diperlukan untuk membunuh kuman dan bakteri yang tersisa.

Mitos 3: Air panas lebih efektif daripada air dingin dalam membersihkan

Ada kepercayaan umum bahwa air panas lebih efektif daripada air dingin dalam membersihkan, namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Meskipun air panas dapat membantu melunakkan lemak dan kotoran, suhu air yang terlalu tinggi juga dapat merusak beberapa permukaan, seperti plastik dan porselen.

Selain itu, air panas tidak memiliki efek signifikan dalam membunuh kuman dan bakteri. Sebaliknya, penggunaan air dingin dengan sabun yang efektif lebih disarankan, karena sabun dapat mengikat minyak dan kotoran sehingga mudah dihilangkan dari permukaan.

Mitos 4: Kertas toilet adalah cara terbaik untuk membersihkan

Salah satu mitos sanitasi yang umum adalah keyakinan bahwa kertas toilet adalah cara terbaik untuk membersihkan setelah buang air besar. Namun, menggunakan hanya kertas toilet saja tidak cukup efektif untuk membersihkan dengan benar.

Selain itu, dapat meninggalkan residu yang tidak terlihat dan meningkatkan risiko iritasi kulit atau infeksi. Sebagai gantinya, praktik sanitasi yang lebih efektif adalah dengan menggunakan kertas toilet bersama dengan pembersih yang lembut dan air untuk membersihkan dengan benar. Ini akan membantu menghilangkan kotoran dan bakteri dengan lebih efektif, meninggalkan kulit Anda bersih dan segar.

Mitos 5: Semua produk pembersih adalah sama

Banyak orang percaya bahwa semua produk pembersih adalah sama, namun hal ini tidak benar. Setiap produk pembersih memiliki formulasi yang berbeda dan dirancang untuk tujuan pembersihan yang berbeda pula. Beberapa produk pembersih mungkin lebih efektif dalam menghilangkan kotoran dan lemak, sementara yang lain lebih cocok untuk membunuh kuman dan bakteri.

Oleh karena itu, penting untuk memilih produk pembersih yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar untuk mencapai hasil terbaik.

Dengan memahami dan memecahkan mitos-mitos sanitasi yang umum, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kita. Jangan terjebak dalam kesalahpahaman yang dapat membahayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda. Sebaliknya, gunakan pengetahuan yang benar untuk menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan sehat untuk semua orang.

Referensi:

  1. Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Cleaning and Disinfecting Your Home. Diakses dari https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/disinfecting-your-home.html
  2. Environmental Protection Agency. (2022). Disinfectants for Use Against SARS-CoV-2 (COVID-19). Diakses dari https://www.epa.gov/pesticide-registration/list-n-disinfectants-use-against-sars-cov-2-covid-19
  3. Food and Drug Administration. (2022). Food Safety. Diakses dari https://www.fda.gov/food/food-safety
Arda Dinata adalah Sanitarian Ahli & Penanggung Jawab Laboratorium Kesehatan Lingkungan, Tinggal di Pangandaran - Jawa Barat.

www.ArdaDinata.com:  | Share, Reference & Education |
| Sumber Berbagi Inspirasi, Ilmu, dan Motivasi Sukses |
Twitter: @ardadinata 
Instagram: @arda.dinata
A Group Member of:
Toko SosmedToko SosmedToko SosmedWWW.ARDADINATA.COMWWW.ARDADINATA.COMInSanitarianMIQRA INDONESIA


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama